Emping belinjo yang diekspor adalah hasil produksi sekira 200
kelompok perajin binaan yang berlokasi di Mancak, Waringinkurung,
Bojonegara di Kabupaten Serang dan perajin di Kota Cilegon.
“Pekan lalu ekspor ke Korea Selatan sebanyak empat ton emping
ceplis. Dalam waktu dekat ini ekspor ke Arab Saudi sebanyak 15 ton dalam
kemasan setengah kilogram. Mereknya Emping Belinjo Three Stars dan yang
akan datang pakai merek Emping Belinjo Food Island,” ujar Direktur CV
Naufan Putra Bahrudin di sela-sela pengepakan emping di ruko perumahan
Citra Gading, Cipocok Jaya, Kota Serang, Rabu (28/4).
Bahrudin yang didampingi istri, Mahfudoh, mengungkapkan bahwa pasar
ekspor sangat menjanjikan. CV Naufan Putra yang setiap bulan rutin
mengeskpor sendiri ke Arab Saudi dan Korea Selatan belum mampu memenuhi
seluruh pesanan. “Saya tidak sembarang mengekspor. Emping yang diekspor
adalah emping kualitas terbaik. Mitra saya di luar negeri sangat
selektif dan tahu emping berkualitas ,” ungkap Bahrudin.
Keterbatasan produksi, lanjut dia, karena berkaitan dengan
permodalan. Ia mengaku, selama merintis bisnis emping sejak 1987 hingga
menembus pasar ekspor saat ini belum tersentuh bantuan modal perbankan
dan perhatian pemerintah.
“Usaha kecil semacam saya, tak dapat modal dari bank karena tidak
ada jaminan. Kalau soal kelayakan usaha, boleh dilihat sendiri,” ungkap
Bahrudin. Perajin emping binaan, menurutnya, juga belum bisa mandiri
dalam permodalan. Untuk memproduksi, ada sebagian yang masih perlu
diberikan modal terlebih dahulu.
Selain ke Arab Saudi dan Korea Selatan, lanjut dia, ekspor pernah ke
Qatar dan Belanda melalui perusahaan lain. Ekspor melalui perusahaan
lain karena keterbatasan izin kepabeanan di negara tujuan.
“Terus terang, izin ekspor di negara tujuan masih sulit. Kalau ada
bantuan dari pemerintah, saya senang. Misalnya dibantu dan diperkenalkan
ke kedutaan, supaya usaha ini bisa berkembang,” ungkapnya.(yes) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
123 456